--> Skip to main content

Siapa Pendiri Kerajaan Banjarmasin Jaman Dahulu?

Sebelum Indonesia berdiri, pada zaman dahulu ada banyak kerajaan yang berdiri di Nusantara. Sebut saja kerajaan-kerajaan terkenal seperti Kutai Kertanegara, Sriwijaya, hingga Majapahit.

Hal serupa juga pernah terjadi di kota kita Banjarmasin. Di masa lampau, Kota Banjarmasin merupakan sebuah kerajaan -- dengan pusat pemerintahan di Kuin. Nama kerajaan di Banjarmasin adalah Kesultanan Banjar.

Pertanyaannya sekarang, siapakah pendiri dari kerajaan di Banjarmasin atau disebut Kerajaan / Kesultanan Banjar tersebut?

Semoga ulasan di bawah ini bisa menjawab pertanyaan di atas!


siapakah sosok pendiri kerajaan banjarmasin pangeran samudera
Foto bendera dan lambang kerajaan Banjar


Sejarah Kerajaan Banjarmasin

Kerajaan Banjar atau kesultanan Banjarmasin berdiri pada tahun 1520. Kerajaan ini berdiri cukup lama, yakni lebih dari 3 abad -- sebelum akhirnya dihapuskan secara sepihak oleh penjajah Belanda pada 11 Juni 1860.

Meskipun dihapuskan oleh Belanda, rakyat Banjar masih mengakui akan adanya Kerajaan Banjar yang masih berjalan melalui pemerintahan darurat/pelarian -- meskipun tetap berakhir pada 24 Januari 1905. Namun pada tanggal 24 Juli 2010, Kesultanan Banjar dihidupkan kembali -- ditandai dengan dilantiknya Pangeran Khairul Saleh sebagai Sultan Banjar.

Meskipun diakui, Kerajaan Banjar merupakan kesultanan yang wilayahnya saat ini masuk ke dalam Provinsi Kalimantan Selatan, Indonesia.

Wilayah Banjar sendiri terbentang luas dari Tanjung Sambar hingga Tanjung Aru. Ibukotanya pun berpindah-pindah, yang awalnya di Banjarmasin -- kemudian sempat berpindah di beberapa tempat -- hingga terakhir berada di Martapura. Di Marapura sendiri, Kerajaan Banjar disebut juga Kerajaan Kayu Tangi.


Pada masa kejayaannya, Kerajaan ini disebut empire/kekaisaran Banjar membawahi beberapa negeri yang berbentuk kesultanan, kerajaan, kerajamudaan, kepengeranan, keadipatian dan daerah-daerah kecil yang dipimpin kepala-kepala suku Dayak.

Perlu anda ketahui, ketika masih beribukota di Banjarmasin, kerajaan ini memiliki nama Kesultanan Banjarmasin.


Kesultanan Banjar sendiri merupakan penerus dari Kerajaan Negara Daha yaitu kerajaan Hindu yang beribukota di Kota Negara, yang sekarang merupakan ibukota kecamatan Daha Selatan, Hulu Sungai Selatan.

Berdasarkan catatan dari Tutur Candi (Hikayat Banjar versi II), di Kalimantan telah berdiri suatu pemerintahan dari dinasti kerajaan (keraton) yang terus menerus berlanjut hingga daerah ini digabungkan ke dalam pemerintahan Hindia Belanda pada 11 Juni 1860, diantaranya:

- Keraton awal disebut Kerajaan Kuripan

- Keraton I disebut Kerajaan Negara Dipa

- Keraton II disebut Kerajaan Negara Daha

- Keraton III disebut Kesultanan Banjar

- Keraton IV disebut Kerajaan Martapura/Kayu Tangi

- Keraton V disebut Pagustian.


Pendiri kerajaan di Banjarmasin

Jauh sebelum Kerajaan Banjarmasin berdiri, telah ada kerajaan Hindu yang berpusat di Negara -- yakni Kerajaan Negara Daha.

Sang raja yakni Maharaja Sukarama berwasiat agar penggantinya nanti adalah cucunya yakni Raden Samudera. Raden Samudera sendiri merupakan anak dari putrinya yakni Puteri Galuh Intan Sari. Sedangkan ayah dari Raden Samudera adalah Raden Manteri Jaya, putra dari Raden Begawan, saudara Maharaja Sukarama.

Karena wasiat tersebut, nyawa Raden Samudera pun terancam. Hal itu dikarenakan posisi Raden Samudera adalah sebagai cucu, sedangkan masih ada beberapa putra Maharaja Sukarama yang berambisi sebagai pewaris tahta, yakni Pangeran Bagalung, Pangeran Mangkubumi, dan Pangeran Tumenggung.


Dengan dibantu oleh Arya Taranggana, Pangeran Samudera pun dilarikan menggunakan sampan -- hingga akhirnya sampai ke hilir Sungai Barito.

Setelah sang raja Kerajaan Negara Daha wafat, Pangeran Mangkubumi kemudian menjadi Raja Negara Daha. Selanjutnya, Pangera Mangkubumi digantikan oleh Pangeran Tumenggung yang juga putra dari Sukarama.


Sesampainya di Banjarmasin, Pangeran Samudra menyamar menjadi nelayan -- dan menetap di daerah Balandean dan Kuin. Sang Pangeran ditampung oleh Patih Masih di rumahnya. Oleh Patih Masih bersama Patih Muhur, Patih Balitung diangkat menjadi raja yang berkedudukan di Bandarmasih.


Pada suatu ketika, Raja Kerajaan Negara Daha yakni Raja Tumenggung melakukan penyerangan ke Bandarmasih. Pangeran Samudra yang dibantu oleh Kerajaan Demak berkekuatan 40.000 prajurit dengan armada sebanyak 1.000 perahu yang masing-masing memuat 400 prajurit mampu menahan serangan pasukan Negara Dipa.

Hingga akhirnya Pangeran Tumenggung kalah dan bersedia menyerahkan kekuasaan Kerajaan Negara Daha kepada Pangeran Samudra.


Kerajaan Negara Daha kemudian menjadi bagian dari Kesultanan Banjar -- dengan pusat pemerintahan di Bandarmasih. Sedangkan Pangeran Tumenggung diberi wilayah di Batang Alai.

Pangeran Samudra pun akhirnya menjadi raja pertama Kerajaan Banjar dengan gelar Sultan Suriansyah. Ia pun menjadi raja pertama yang masuk islam dibimbing oleh Khatib Dayan, dan dialah sosok yang mendirikan Kerajaan Banjarmasin.


Baca juga:



Sebagai penduduk Kota Banjarmasin, sudah sepatutnya kita mengetahui tentang sejarah kota kita tercinta ini. Salah satunya mengenai 'Siapa pendiri kerajaan Banjarmasin'.

Semoga penjelasan di atas bisa menambah pengetahuan anda mengenai sejarah dan history kota kita Kota Seribu Sungai. (fa)


(Sumber: Wikipedia)


Baca Juga